retak-retak

Aku masih tak mengerti, kita tak bisa bersama. Aku masih tidak terima kenapa kita harus pisah. Aku begitu mencintaimu sepenuh hati, kini semua itu bagai mimpi, aku biarkan diriku terluka karenanya. Aku tak bisa dengan mudahnya menggantikan cinta itu dengan cinta yang lain. Kubawa serpihan rindu disetiap desah nafas menyusuri sepi dikesunyian hati. Kusadari memang cinta tak bisa dipaksakan, tapi rindu yang pernah kutitipkan padamu sampai kini tak bisa kualihkan. Kususuri tiap jengkal jalan ini, dan mengenang kembali masa lalu. Banyak cerita yang pernah terjadi, satu-satu menembus batas lara yang ada, karena mengenangmu adalah luka bagiku. Tapi entahlah mengapa segala hal tentangmu tak pernah beranjak dari jiwaku. Jujur kuakui aku masih sayang kamu, walau kau torehkan luka disudut hatiku mengapa namamu yang selalu terlintas dalam pikiranku. Aku mengerti bukan salahmu tidak mencintaiku juga bukan aku yang salah karena begitu menginginkanmu dan aku percaya cinta bukan kesalahan, namun jika kelak hatimu berubah, beritahu aku, aku ingin jadi orang pertama yang memelukmu, aku percaya tuhan tak pernah mengambil cinta itu dari manusia, sama seperti cintaku yang berusaha kututupi bahwa aku masih berharap mendapatkannya suatu saat nanti. Bila sedang sendiri, dadaku sakit sekali mengenang kisah kita. Kisah masa lalu itu kerap hadir mengoyak luka yang tak kunjung sembuh, luka yang terukir karena keberadaanku tak pernah kau hargai. Bukan dengan melupakanmu, tapi dengan mengingatmu sebagai salah satu anugrah terindah yang pernah kumiliki. Aku terus menyempurnakan diri dengan hati yang retak-retak. Saat ini aku hanya ingin melarikan diri dari keletihan yang menumpuk dibatinku, dari rasa kecewa dan kesakitanku. Jika kau bahagia, kau bisa simpan sendiri tapi jika sedih, berjanjilah untuk mengabariku, disini selalu ada ruang kosong untuk tempatmu bersandar. Tersenyumlah, aku pasti merasakannya meski dari jarak yang sangat jauh.

0 Comments: