Disini, aku tetap berkeras untuk bertahan.
Namun dingin malam mencengkeram erat ditubuh mungil.
Sekali lagi aku tak tergerak, tetap kekeuh pada pendirian.
Namun malam kian larut membuat badanku semakin menggigil.
Aku masih tak mau meliriknya, tetap pada keangkuhan.
Namun ragaku mulai membeku kaku dan mengerang kesakitan.
Akhirnya aku menyerah dengan ketidak berdayaan.
Segera mungkin kumeringkuk dibalik selimut diujung dipan
yang sebentar lagi mebuatku menjadi suam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment