so real / surreal

Hidup sekali pakai
Itulah yang kumiliki.
Dan aku bahagia!
Mungkin
Karena aku tahu pasti aku tidak akan bahagia dengan hidup yang berkepanjangan.
Semua yang sifatnya jangka panjang hanya akan melukai. Dan aku lelah akan kecewa.
Aku muak dengan rasa sakit yang hanya akan mengendap, tak akan pernah tersalurkan,
lalu cuma berujung menjadi amarah yang tak terlampiaskan

Sebelum membuka pintu kamar, aku mendengar suara orang mengerang.
Diatas ranjang. Bertindihan dengan seorang perempuan telanjang.
Apa yang terjadi, aku tahu.
Aku merasa sedih, marah, malu.
Demam memarut tubuhku dari dalam.
Aku tak tahu tujuanku. Atau apa yang akan kulakukan.
Kepastian dalam diriku lagi-lagi mendadak roboh
meninggalkan arah yang belum tentu rudunya.
Dadaku terasa sangat sesak. Aku sulit bernafas. Dingin.
Aku tidak berharga.
Karena dia membuatku merasa seperti itu.
Aku sampah.
Karena dia membuatku merasa tak berguna.
Meniduriku selama delapan tahun,
lalu pergi begitu saja seolah-olah aku bukan seseorang yang penting dalam hidupnya.
Mungkin aku memang tidak penting sama sekali bagi dia.
Barangkali aku memang tidak pernah penting bagi siapapun juga.
Tidak pernah ada sampah yang penting
dan tidak pernah ada barang buangan yang masih dipikirkan.
Aku mearasa begitu rendah dan dipergunakan.
Begitu tenggelam dalam cinta lalu dicampakkkan
dan tidak bisa berbuat apapun untuk bangkit kembali.
Begitu lemah, sangat lumpuh, amat tak berdaya.
Bukan dia yang salah bila aku sampai seperti ini.
Akulah yang begitu bodoh, tak bisa mengendalikan diriku sendiri.
Aku yang begitu rendah dan tak berguna ini.
Ampas.
Aku merasa tak mampu lagi berhubungan dengan dunia luar.
Mereka mengurungku.
Aku takut.
Aku tak punya keberanian untuk membuka diri sekali lagi,
untuk mengizinkan sebuah awal bagi sesuatu yang bersifat jangka panjang.
Semua yang bersifat jangka panjang hanya akan menyakiti.

2 Comments:

agus said...

masa sih???????

inez okta said...

hmm....makna yang dalam